Kuskus adalah possum yang ditemukan di Indonesia timur dan beberapa bagian Australia, yang diklasifikasikan menjadi 4 genera taksonomi dengan 13 spesies. Mereka berkantung, umumnya seukuran kucing rumah biasa, yang tinggal tinggi di pohon-pohon hutan lebat, bergerak di sekitar kanopi pohon dengan sangat lambat, yang berarti mereka jarang terlihat.
Ingin kenal lebih jauh tentang kuskus? Simak artikel kami berikut ini.
Deskripsi Kuskus
Ukuran hewan ini bervariasi di antara spesies, tetapi panjang tubuh rata-ratanya adalah 18 inci (45 cm) dengan ekor yang mungkin memiliki panjang yang sama. Mereka memiliki kepala bulat dengan moncong pendek, runcing, dan mata besar, yang bisa berwarna merah, oranye, kuning, atau biru pucat. Telinga mereka kecil dan sering disembunyikan oleh bulu mereka yang tebal dan berbulu.
Kuskus dapat berupa warna hitam, coklat, abu-abu, atau lebih terang seperti cokelat, putih, atau krem, atau campurannya, kadang-kadang dengan penampilan berbintik-bintik atau bertutul-tutul. Mereka dianggap sebagai marsupial paling berwarna. Warna mereka sering berubah seiring bertambahnya usia, dan pejantan dan betina sering memiliki marking yang berbeda, membuat mereka “dimorfik secara seksual.”
Salah satu ciri khas hewan ini adalah ekor yang panjang dan kuat yang memiliki tambalan yang telanjang dan kasar ke arah ujung untuk membantu mereka mencengkeram cabang; ekor yang mencengkeram disebut “prehensile.” Mereka juga memiliki cakar yang kuat dan tajam untuk membantu mereka bergerak di antara pepohonan.
Fakta Menarik Tentang Kuskus
Karena bulu mereka yang wooly dan mata yang besar, mereka adalah hewan yang menawan. Ketika pertama kali ditemukan, diduga mereka berhubungan dengan monyet dan mereka disebut sebagai “monyet berkantung.” Karena gaya hidup nokturnal dan arboreal mereka, ada beberapa fakta menarik tentang kuskus.
Jari yang berlawanan – Hewan-hewan ini memiliki jari tangan dan kaki yang saling berseberangan seperti monyet. Ini membantu mereka memanjat pohon.
Kamuflase – Mereka sering tidur di tempat terbuka di cabang pohon, dengan kepala terselip di antara kaki mereka, tetapi beberapa terlihat menarik daun atau daun palem di atas diri mereka untuk membantu kamuflase.
Penemuan Terbaru – Karena gaya hidup dan kamuflase mereka, mereka sangat sulit dilihat; satu spesies ditemukan hanya pada tahun 2004.
Habitat Kuskus
Sebagian besar hewan ini hidup hampir seluruhnya di kanopi pohon di hutan lebat, hutan tropis, dan bakau; Spesies ini jarang berpindah ke tanah. Spesies kuskus lain menghabiskan sebagian besar hari tidur di liang, menghabiskan waktu di tanah, tetapi pindah ke pohon pada malam hari untuk mencari makan.
Persebaran Kuskus
Hewan-hewan yang jarang terlihat ini memiliki persebaran terbatas, hanya ditemukan di Papua dan pulau-pulau terdekat dan beberapa bagian Australia.
Makanan Kuskus
Kuskus terutama herbivora karena mereka seringkali memakan daun, buah, dan bunga. Namun mereka kadang-kadang juga memakan burung kecil, reptil, dan telur, yang membuat mereka omnivora. Mereka memiliki metabolisme yang rendah dan bergerak perlahan (seperti sloth), yang berarti mereka jarang menangkap hewan.
Kuskus dan Interaksi dengan Manusia
Penduduk Asli Papua memburu kuskus untuk diambil dagingnya dan untuk diambil bulunya yang sangat tebal, yang digunakan untuk membuat topi, jubah, dan hiasan pakaian. Habitat alami mereka terus menurun karena deforestasi, biasanya untuk penebangan, tetapi juga untuk pertanian.
Kuskus belum dijinakkan. Penduduk asli Papua sering memelihara binatang ini sebagai hewan peliharaan, tetapi meskipun mereka relatif mudah dijinakkan, mereka dikenal suka menggigit.
Perawatan Kuskus
Kebun binatang dan lembaga penelitian yang memelihara kuskus menekankan perlunya pengetahuan ahli tentang perilaku spesies. Beberapa spesies soliter, tetapi akan menoleransi individu lain jika ada ruang yang cukup di kandang. Semua spesies harus diberi kotak sarang, cabang untuk memanjat dan makanan yang sesuai.
Perilaku Kuskus
Hewan-hewan ini pemalu, hewan nokturnal yang hidup di atau mencari makan di pohon, yang berarti mereka “arboreal.” Sebagian besar spesies menghabiskan harinya dengan tidur di cabang-cabang pohon dan jarang turun ke tanah. Ketika bergerak di pepohonan, mereka melakukannya dengan sangat lambat. Pejantan sangat teritorial – mereka mencium aroma daerah dan akan mempertahankan ini terhadap pejantan lain dengan gonggongan dan desisan, yang dapat meningkat menjadi pertarungan agresif.
Reproduksi Kuskus
Hewan ini tampaknya tidak memiliki musim kawin yang tepat; melainkan diperkirakan mereka berkembang biak di sepanjang tahun. Sebagian besar spesies kuskus tidak membentuk ikatan, tetapi spesies lain kawin seumur hidup, yang berarti mereka monogami. Sang ibu melahirkan antara 2 dan 4 bayi setelah kehamilan selama 14 – 20 hari. Seperti semua marsupial lainnya, ibu memiliki kantong (marsupium) di perutnya yang berisi 2 – 4 kelenjar susu.
Kuskus yang baru lahir merangkak ke dalam kantong dan tinggal di sana makan selama 5 – 8 bulan sampai mereka lebih besar dan kuat dan dapat mulai makan sendiri di luar kantong. Biasanya, hanya 1 keturunan yang bertahan hidup di kantong. Dalam beberapa spesies, sang ibu membawa anak-anak di punggungnya setelah mereka muncul dari kantong.
The post Mengenal Hewan Kuskus, Satwa Langka Indonesia Timur appeared first on Okdogi | Anjing | Kucing | Hewan Peliharaan | Binatang Buas |.